Sengketa wilayah yang terjadi antara Malaysia dan penceroboh Kiram III di Sabah masih lagi berlanjutan hingga kini. Kiram III telah meminta bantuan pemerintah Indonesia untuk merebut kembali wilayah Sabah dan Sarawak dari Malaysia.
Namun demikian, permohonan bantuan yang hendak dilakukan oleh Sultan Sulu rupanya tidak diendahkan oleh pemerintah Indonesia. Menurut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, apa yang terjadi antara Filipina dan Malaysia adalah hanya persoalan perbezaan pandangan semata.
"Kalau permasalahannya secara substansi adanya perbedaan pandangan antara pemerintahan Malaysia dengan pemerintahan Kesultanan Sulu," kata Marty ketika menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlimen, Jakarta.
Marty mengatakan, dalam konflik yang mengorbankan puluhan orang ini hanya melibatkan dua negara iaitu Malaysia dan Filipina.
Meskipun enggan menyebut secara jelas bahwa pemerintah Indonesia tidak mau turut campur atas konflik ini, Marty mengapresiasi bahawa pemerintah Filipina sudah menunjukkan sikap bijak apabila berkomunikasi dengan Malaysia.
"Tapi yang utama di sini adalah sikap dari pemerintah Filipina sendiri, tentu saat ini kan masalah ini merupakan masalah yang menyangkut dalam negeri Malaysia. Seandainya ada satu pihak yang terlibat, ya di sini adalah Filipina, dan Filipina sendiri sudah ada komunikasi," tegas dia.
Lalu ketika ditegaskan bahawa pemerintah Indonesia tidak mahu menganggap permintaan bantuan dari Kiram III tentang usaha merebut kembali wilayah Sabah dan Serawak dari Malaysia, Marty berkata.., "Saya tidak menyatakan kerajaan Indonesia setuju dengan Kiram.., saya hanya menyatakan apa keadaannya yang tak terkait dengan Indonesia.."
Diberitakan sebelum ini, Sultan Sulu Mudarasulail Alatasam Kiram telah meminta bantuan pemerintah Indonesia untuk merebut kembali wilayah Sabah dan Serawak dari Malaysia.
"Kami memang meminta bantuan Indonesia dalam kes ini," kata Kiram III ketika dihubungi merdeka.com melalui telepon bimbitnya. Namun Kiram III menolak menjelaskan lebih lanjut dengan alasan perkara ini sangat sensitif. ~ MPP News
No comments:
Post a Comment